Jumat, 06 November 2009

OIL TREATMENT DAN ENGINE TREATMENT DALAM PELUMAS

Selain pelumas, terdapat pula bahan tambahan yang disebut oil treatment dan engine treatment. Oil Treatment atau aditif adalah suatu bahan tambahan yang berfungsi sebagai "vitamin" bagi oli. Kegunaannya bermacam-macam, antara lain sebagai pembersih (detergent dispersant), antibeku (antifreeze), antibusa (antifoam), mempertahankan kekentalan oli (viscosity index improver), dan penguat lapisan film.
Aditif sebagai pembersih mengandung semacam larutan pembersih kotoran pada logam dan di dalam pelumas itu sendiri. Kotoran-kotoran tersebut akan larut dan mengalir bersama pelumas hingga akhirnya melewati saringan dan akan tertahan. Aditif antibeku kurang populer di Indonesia karena memang tidak diperlukan di daerah tropis. Tetapi di negara-negara beriklim sedang dan dingin, aditif ini sangat membantu saat mesin di-start di pagi hari.
Aditif antibusa dibutuhkan untuk mencegah munculnya buih pada oli akibat putaran mesin tinggi. Adanya gelembung udara akan mengganggu proses pelumasan jika gelembung tersebut menempel pada logam mesin. Logam yang berada tepat di bawah gelembung sama sekali tidak terlapisi pelumas, sehingga pada saat gelembung pecah, logam dengan logam akan saling bergesekan, sehingga mempercepat keausan. Aditif untuk mempertahankan kekentalan oli mesin diperlukan untuk mencegah pelumas mengencer. Pada suhu mesin terlalu tinggi akibat mesin bekerja dalam waktu lama dan pada suhu udara panas, misalnya pada saat macet, pelumas akan mengencer. Pelumas encer tentu saja kurang efektif menjalankan tugasnya. Kerena itulah diciptakan aditif yang dapat mempertahankan kekentalan oli.
Selain itu, ada juga bahan aditif yang berfungsi memperkuat lapisan film oli. Dengan adanya aditif jenis ini, lapisan film oli menjadi semakin kuat mengikat pelumas pada permukaan logam yang dilapisinya.
Bila aditif ditambahkan ke dalam pelumas, sebaiknya dicampur dan diaduk dengan oli mesin terlebih dulu sebelum oli mesin dituangkan ke dalam mesin. Dengan cara ini pencampuran aditif dengan oli lebih sempurna. Namun, sebelum itu dilakukan, spesifikasi pelumasnya perlu dicek terlebih dahulu. Sebab, beberapa merek oli mesin sudah dilengkapi dengan aditif, sehingga tidak diperlukan aditif lagi. Jangan lupa membaca petunjuk pemakaian pelumas pada kemasannya. Yang juga perlu diingat, aditif-aditif tadi bukan untuk memperpanjang usia pelumas. Jadi, jika aditif ditambahkan ke dalam pelumas mesin, penggantian pelumas tetap sesuai jadwal.
Selain oil treatment ada bahan tambahan lain yang disebut engine treatment. Bahan ini mengandung PTFE, zat atau cairan semacam teflon yang sangat licin. Bahan ini melindungi permukaan logam dalam waktu lebih lama. Untuk menggunakannya, bahan ini dicampur dengan oli mesin biasa. Setelah itu kendaraan digunakan seperti biasa, PTFE akan melekat pada permukaan logam. Bahan ini akan melekat dengan sempurna ketika jarak tempuh melampaui 5.000 Km. Setelah itu, oli dapat diganti seperti biasa. Pada saat oli lama dibuang, PTFE akan tetap melekat pada permukaan logam dan dapat bertahan sampai kira-kira 25.000 KM.
Tetapi ingat, meski ada PTFE oli mesti diganti seperti biasa. Engine treatment ini ada yang dijual dalam kemasan 300 ml, ada juga yang sudah dicampur dengan oli mesin dengan kemasan 1 l.
Ada juga suatu produk yang disebut engine flush, atau pembersih mesin. Cairan ini berfungsi untuk membersihkan permukaan logam mesin dari pelumas maupun kerak-kerak yang menempel. Cara penggunaannya cukup sederhana. Tuangkan cairan tersebut ke dalam mesin sebelum oli dikeluarkan. Hidupkan mesin selama 10 - 15 menit agar bahan pembersih tersebut bersirkulasi bersama pelumas, melarutkan semua kotoran yang dilewatinya termasuk melepaskan pelumas dari logam mesin. Setelah itu, keluarkan pelumas yang sudah tercampur bahan pembersih itu. Kotoran yang terbawa akan tersangkut di saringan pelumas, sehingga saringan pelumas harus diganti. Pada saat ini Anda dapat pula ganti merek pelumas.
Maka penggantian merek pelumas tidak bisa dilakukan sembarangan. Sebaiknya mesin dikuras lebih dulu dengan engine flush, sehingga mesin benar-benar bersih dari pelumas lama. Pelumas mesin yang terdiri atas lebih dari satu macam (merek) daya lumasnya berkurang, karena oli dengan merek tertentu belum tentu dapat bercampur dengan yang lain.

Penambahan polimer sebagai aditif pelumas dari minyak biji jarak
Pemakian aditif dalam pelumas pada dasarnya untuk memperbaiki sifat alamiah pelumas murni. Suatu pelumas biasanya terdiri dari beberapa jenis aditif tergantung kepada tujuan pemakaian pelumas.
Pemilihan minyak jarak sebagai minyak alternatif disebabkan minyak tersebut telah lama digunakan sebagai minyak pelumas, selain itu karakteristik minyak biji jarak memenuhi standar minyak pelumas sehingga diperkirakan minyak jarak mampu menjadi bahan dasar penyusun minyak pelumaas. Dalam penelitian ini diteliti sifat bahan aditif yang digunakan untuk pelumas dasar dari sumber terbarukan. jenis aditif yang dipilih adalah Viscosity Indeks Improver mengingat penambahan aditif jenis ini memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap harga produk pelumas yang dihaasilkan. Bahan aditif yang digunakan adalah hydroxy terminaated polybutadiene (HTPB). Kondisi operaasi yaitu pada temperatur 30oC-150oC.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi aditif HTPB sampai 10% terhadap minyak jarak menyebabkan kenaikan viskositas campuran hampir dua kali nilai viskositas tanpa aditif untuk rentang temperatur 30-100oC. Pada temperatur 100-150oC kenaikan viskositas campuran senmakin kecil dan cenderung mendekati viskositas minyak jarak. Peningkatan konsentraasi HTPB sampai 10% menyebabkan kenaikan viskositas campuran yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pelumaas Mesran SAE 40 API Service SE/CC pada temperatur 30oC. Viskositas yang tinggi pada temperatur rendaah menyebabkan titik tuang campuran menjadi tinggi sehingga mengalami kesulitan pada saat start-up mesin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar